Menu

Curhat Pilu Warga Gaza Kelaparan, Puasa 3 Hari sampai Mengemis Biar Bisa Makan

Devi 12 Dec 2023, 10:52
Curhat Pilu Warga Gaza Kelaparan, Puasa 3 Hari sampai Mengemis Biar Bisa Makan
Curhat Pilu Warga Gaza Kelaparan, Puasa 3 Hari sampai Mengemis Biar Bisa Makan

RIAU24.COM - Ada setidaknya setengah juta warga Palestina yang terancam mengalami kelaparan dan kehausan. Kondisi ini terjadi imbas serangan Israel yang masih terus dilancarkan pasca berakhirnya gencatan senjata. Pihak Kementerian Kesehatan Gaza menuturkan hingga saat ini sudah ada 18.205 warga yang tewas dan korban luka mencapai 49.645 orang. Jumlah tersebut hanya dalam waktu dua bulan konflik terjadi.

Sebagian besar penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang telah diusir dari rumah mereka. Warga menuturkan bahwa sulit mendapatkan perlindungan atau makanan di wilayah pesisir yang padat penduduknya.

Salah seorang warga Gaza yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan bahwa ia kesulitan mendapatkan makanan. Ia bahkan mengatakan belum makan selama tiga hari dan harus mengemis roti demi memberi makan anak-anaknya.

"Saya harus berpura-pura kuat namun saya takut akan roboh di hadapan mereka kapan saja," ucapnya dikutip dari Reuters, Selasa (12/12/2023).

UNRWA badan dari PBB yang bertanggung jawab soal pengungsi Palestina mengatakan beberapa orang datang ke pusat kesehatan dan tempat penampungan sambil membawa anak-anak mereka yang meninggal. Pemerintah Gaza menuturkan bahwa krisis kemanusiaan yang tengah terjadi di wilayah kantong tersebut bagaikan 'bencana'.

"Situasi kemanusiaan di Gaza seperti bencana. Kekurangan bahan bakar mengganggu proses evakuasi korban luka dan pengangkutan jenazah," ujar juru bicara Pemerintah Kota Hosni Muhanna dikutip dari Middle East Monitor.

Hosni mengatakan banyak sarana-sarana kepentingan warga justru menjadi sasaran serangan Israel. Kondisi ini mengakibatkan krisis air dan pangan meningkat secara signifikan.

"Krisis air dan pangan di pusat-pusat penampungan meningkat secara eksponensial karena jumlah orang yang datang ke pusat-pusat tersebut melebihi kapasitas," kata Hosni.

"Infrastruktur tersebut sengaja dijadikan sasaran," pungkasnya. ***