Menu

Qatar: Hamas Berikan Konfirmasi Positif Awal Terkait Rencana Gencatan Senjata

Amastya 2 Feb 2024, 08:18
Situasi protes terkait gencatan senjata untuk Gaza /Reuters
Situasi protes terkait gencatan senjata untuk Gaza /Reuters

RIAU24.COM - Dalam perkembangan terbaru dari perang yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, Qatar pada hari Kamis (1 Februari) mengungkapkan bahwa kelompok militan Palestina telah memberikan konfirmasi positif awal untuk proposal penghentian pertempuran di Jalur Gaza dan pembebasan sandera.

"Pertemuan di Paris berhasil mengkonsolidasikan proposal," kata juru bicara kementerian luar negeri Qatar Majed al-Ansari tentang pembicaraan para pejabat Qatar, AS, Israel dan Mesir pada hari Minggu.

"Proposal itu telah disetujui oleh pihak Israel dan sekarang kami memiliki konfirmasi positif awal dari pihak Hamas," tambahnya.

Ansari menyatakan bahwa ada harapan kabar baik tentang jeda baru dalam pertempuran dalam beberapa minggu ke depan.

Namun, kelompok Hamas menyatakan bahwa belum ada konsensus mengenai rencana yang diusulkan.

"Belum ada kesepakatan tentang kerangka perjanjian, faksi-faksi memiliki pengamatan penting, dan pernyataan Qatar terburu-buru dan tidak benar," kata kantor berita AFP mengutip sumber yang dekat dengan Hamas.

Juru bicara kementerian luar negeri Qatar mengatakan, “masih ada jalan yang sangat sulit di depan kita".

"Kami optimis karena kedua belah pihak sekarang menyetujui premis yang akan mengarah pada jeda berikutnya," kata Ansari.

"Kami berharap bahwa dalam beberapa minggu ke depan, kami akan dapat berbagi kabar baik tentang itu," tambahnya.

Pada hari Minggu, mediator dari Amerika Serikat, Mesir dan Qatar bertemu dengan para pejabat intelijen Israel di Paris di mana mereka mengusulkan jeda enam minggu dalam perang Gaza dan pertukaran sandera-tahanan untuk Hamas untuk ditinjau.

Qatar telah memainkan peran penting dalam negosiasi, setelah sebelumnya menengahi kesepakatan pembebasan sandera pada bulan November.

Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil.

Para militan juga menangkap sekitar 250 sandera, dengan Israel melaporkan bahwa sekitar 132 tetap di Gaza, termasuk mayat setidaknya 28 tawanan yang meninggal.

Serangan militer Israel berikutnya, sebagai tanggapan atas serangan itu, telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan setidaknya 26.422 tewas di Gaza, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikelola Hamas.

Negosiasi di Paris menandakan langkah penting menuju gencatan senjata potensial dan resolusi konflik yang sedang berlangsung.

(***)