Menu

Jane Goodall, Seorang Primatolog dan Konservasionis Perintis Meninggal Dunia di Usia 91 Tahun

Amastya 2 Oct 2025, 13:31
Antropolog dan primatologi Inggris Jane Goodall menggendong bayi monyet Cariblanco (cebus capucinus) saat berkunjung ke Pusat Rehabilitasi dan Penyelamatan Primata, di Peñaflor, 36 km barat daya Santiago, pada 23 November 2013 /AFP
Antropolog dan primatologi Inggris Jane Goodall menggendong bayi monyet Cariblanco (cebus capucinus) saat berkunjung ke Pusat Rehabilitasi dan Penyelamatan Primata, di Peñaflor, 36 km barat daya Santiago, pada 23 November 2013 /AFP

RIAU24.COM Jane Goodall, primatolog Inggris yang mengubah pemahaman kita tentang simpanse dan menjadi salah satu advokat satwa liar paling berpengaruh di dunia, telah meninggal dunia pada usia 91 tahun.

Lembaganya pada hari Rabu (1 Oktober) mengumumkan bahwa beliau meninggal dunia dengan tenang dalam tidurnya saat sedang melakukan tur pidato di Los Angeles.

Dalam penampilan publik terakhirnya, mengenakan pakaian hijau khasnya, beliau menghibur penonton dengan menirukan suara simpanse.

"Itulah 'selamat pagi' dalam bahasa simpanse," ujarnya.

Perpaduan antara sains, humor, dan kehangatan itulah yang membentuk karya hidupnya.

Penghormatan mengalir deras

Penghormatan pun berdatangan dengan cepat.

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyebutnya, “utusan Perdamaian kita yang terkasih meninggalkan warisan luar biasa bagi umat manusia dan planet kita.”

Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan memuji penelitiannya di Taman Nasional Gombe, dengan mengatakan, “penelitian tersebut telah menempatkan negara kita di pusat konservasi global.”

Aktris dan aktivis Jane Fonda menulis, "Cara terbaik untuk menghormati hidupnya adalah dengan memperlakukan bumi dan semua makhluk di dalamnya seperti keluarga kita."

Siapa Jane Goodall?

Lahir di London pada tahun 1934, Goodall mengembangkan ketertarikan pada hewan sejak kecil, sebagian terinspirasi oleh boneka simpanse hadiah dari ayahnya.

Pada tahun 1957, ia pergi ke Kenya dan segera bekerja untuk antropolog ternama Louis Leakey.

Leakey mengirimnya untuk mempelajari simpanse liar di Tanzania, di mana ia menemukan hal-hal yang mengguncang dunia sains.

Ia membuktikan bahwa simpanse dapat membuat dan menggunakan alat, yang dulu dianggap sebagai sifat unik manusia.

Ia juga mendokumentasikan sisi gelap mereka—pembunuhan bayi, perebutan wilayah, dan kekerasan—yang mengungkapkan kompleksitas yang mencerminkan spesies kita sendiri.

Goodall kemudian meraih gelar doktor di Cambridge tanpa terlebih dahulu menyelesaikan gelar sarjana, sebuah prestasi langka – ia hanya orang kedelapan yang meraihnya.

Pada tahun 1977, ia mendirikan Jane Goodall Institute untuk mempromosikan penelitian dan konservasi, yang kemudian diikuti oleh program pemuda Roots & Shoots pada tahun 1991, yang kini aktif di lebih dari 60 negara.

Pekerjaannya beralih pada tahun 1980-an dari penelitian menjadi advokasi setelah ia menyadari ancaman yang dihadapi simpanse: hilangnya habitat, perburuan, dan eksploitasi di laboratorium.

Sepanjang sisa hidupnya, ia berkampanye tanpa lelah, menyuarakan konservasi dan perubahan iklim.

Penghargaan

Goodall mendapatkan penghargaan di seluruh dunia, mulai dari gelar Dame Inggris hingga Presidential Medal of Freedom dari AS.

Ia diabadikan sebagai figur Lego dan Barbie, dan bahkan direferensikan dalam kartun Gary Larson tentang simpanse.

Pesannya sederhana namun mendesak: setiap orang memiliki kekuatan untuk membuat perubahan.

"Setiap individu memiliki peran untuk dimainkan," ujarnya suatu ketika.

"Setiap dari kita memberikan dampak pada planet ini setiap hari, dan kita dapat memilih dampak seperti apa yang kita berikan," ungkapnya.

(***)