Menu

Kisah Warga Belanda yang Hidup Dipinggirkan di Negaranya Sendiri, Tapi Disanjung di Indonesia

Devi 19 Jan 2021, 11:35
Foto : VOI
Foto : VOI

RIAU24.COM -  Indonesia adalah surga. Indonesia adalah magnet. Indonesia adalah obat yang paling sempurna. Indonesia selama ini memang terkenal seperti itu. Tidak hanya untuk dinikmati oleh alam dan budaya tetapi juga untuk digunakan mencari kekayaan. Lihat saja Belanda. Mereka yang terpinggirkan, dipecat, berpendidikan rendah dan miskin di Belanda tiba-tiba bisa menjadi warga negara kelas satu ketika pindah ke Indonesia, yang saat itu masih Hindia.

Sebagian besar orang Belanda menjadikan Indonesia surga, ladangnya memperkaya diri, dan akhirnya pensiun dan kembali ke tanah air. Penaklukan Jayakarta pada tahun 1619 menjadi titik awal migrasi Belanda ke Hindia.

Gubernur Jenderal VOC Jan Pieterszoon Coen saat itu mengganti nama Jayakarta dan membangun Batavia sebagai pusat pemerintahan. Gubernur Jenderal yang menjabat dua kali - pada tahun 1619-1623 dan 1627-1629 - menginginkan Batavia menjadi koloni yang beradab, yang erat kaitannya dengan nilai-nilai ketuhanan, sebagaimana diajarkan dalam Calvinisme umum.

Pimpinan VOC di Belanda, Heeren Zeventien, beberapa kali mengabulkan keinginan Coen untuk mendatangkan 'perempuan baik' dari Belanda. Namun, tidak semua setuju dengan rencana Coen.

Dikutip dari artikel Betawi Ever Importing Girls dalam buku Ketoprak Jakarta (2001), pengganti Coen, Gubernur Jenderal VOC Hendrik Brouwer (1632–1636) menentang. Ya, meski diketahui, saat datang ke Batavia ia juga membawa istri, adik ipar, dan dua orang pembantu wanita.

Alasannya, para pendatang dari Belanda ke Hindia itu hanya untuk menjadi kaya. Ketika mereka kaya, mereka akan kembali ke Belanda. Jadi, yang digambarkan Coen, masyarakat yang beradab hanyalah mimpi di siang bolong. Ini karena mereka hanya datang ke Koloni dengan mengabadikan sifat flamboyan, feodal dan feodal mereka.

Halaman: 12Lihat Semua