Menu

Misteri Penghuni Kamar Drainase di Bandung Bikin Heboh, Ada Kasur, Bantal, Hingga Selimut

Devi 28 Aug 2021, 08:40
Foto : Detik.com
Foto : Detik.com

RIAU24.COM - Baru-baru ini, penemuan kamar di dalam gorong-gorong atau drainase di Jalan Dr H Djundjunan, Kota Bandung, sempat membuat heboh warga. Kamar itu ditemukan petugas Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung yang tengah melakukan pemeliharaan rutin, guna mengantisipasi jelang musim hujan.

Kadis DPU Kota Bandung Didi Riswandi mengatakan, "Saat ditemukan, tiga buah kasur terpasang rapi di atas papan bambu dan batu batu yang dipergunakan tempat tidur. Selain kasur, terdapat bantal, guling, koper, baju, dan selimut," katanya, Jum'ata (27/8/2021).

Diketahui, saluran drainase di Jalan Djunjunan ada dua, drainase sebelah kiri masih dialiri air sedangkan yang sebelah kanan tidak dan terdapat sedimentasi yang cukup tinggi. Didi menyebut, gorong-gorong itu berukuran besar dan sering dilakukan pembersihan. Gorong-gorong serupa juga ada di Jalan Dago, Gedebage, Cipamulihan, dan Citarip (Jalan Soekarno-Hatta).

"Sebenarnya pembersihan ini rutin dilakukan terlebih mendekati musim hujan. Setelah Djunjunan, ke samping kantor Camat Gedebage, Pasar Induk Gedebage Cipamulihan, Citarip Soekarno-Hatta," ungkapnya.

Karena bisa menyengat aliran air, pihaknya meminta petugas di lapangan untuk membongkarnya.

Dodi Saiful Rohmat petugas dari URC Bojonegara yang pertama kali menemukan kamar tersebut, awalnya ditugaskan untuk mengeruk endapan lumpur di dalam drainase itu. Namun, setelah masuk ke dalam saluran itu, ia dikagetkan dengan adanya sejumlah pakaian yang digantung.

"Saya ditugaskan mengeruk saluran di sana, terus menemukan kok kaya ada tempat tidur, sempat saya nanya juga ke pemulung di atas 'wah ini tempat siapa?', katanya (pemulung) 'itu udah lama enggak ditinggalin', itu mah katanya milik orang Lampung kalau tidak salah, 'angkat saja pak, Bongkar saja', tidak ada barang berharga hanya rongsokan saja," kata Dodi kepada detikcom.

Berdasarkan penuturan Dodi, kondisi kasur tersebut sudah begitu lapuk. Sedangkan, baju yang digantung pun tampak tak layak pakai karena lusuh dan compang-camping. "Tidak ada barang yang berharga lah," kata Dodi.

Ia mendapatkan informasi, bahwa kamar tersebut tidak dijadikan tempat tinggal yang permanen oleh para pemulung. Tetapi, hanya menjadi tempat singgah sementara untuk beristirahat. 'Kamar' itu pun diperkirakan baru ada belakangan ini.

"Kalau buat tempat tinggal kan tidak mungkin ya, karena kalau iya juga pasti ada panci, kasur, kompor dan sebagainya. Ini cuma tempat istirahat saja kayaknya. Di bawah juga banyak kecoa dan nyamuk," ujarnya.

Petugas DPU Kota Bandung telah membereskan barang-barang tersebut, endapan lumpur yang berada di dalam drainase itu pun telah diangkut ke dalam puluhan karung.

Kepala Dinas Sosial Kota Bandung Tono Rusdiantono mengatakan penghuni kamar yang ada di gorong-gorong di Jalan Dr Junjunan, Kota Bandung, merupakan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Mereka bukan warga Bandung. Tono mengatakan saat petugas mendatangi lokasi, penghuninya sudah tidak ada. "Sekarang sudah enggak ada, enggak tahu orangnya kemana," sebutnya.

Ia menilai perilaku orang tinggal di dalam gorong-gorong tersebut tidak lazim. "Tinggal di gorong-gorong itu hal yang tidak lumrah, tidak lazim, pasti warga luar Kota Bandung," ungkapnya.

Jika pihaknya sudah mengetahui identitas penghuni gorong-gorong tersebut, pihaknya akan berkoordinasi dengan daerah asal warga yang bersangkutan dan mengembalikannya ke daerah asalnya.