Menu

Ratu Kripto Jerman Jadi Buronan FBI Terkait Penipuan Investor Senilai Rp 59 T

Zuratul 2 Jul 2022, 12:07
Ilustrasi/investing.com
Ilustrasi/investing.com

RIAU24.COM - Seorang warga negara jerman bernama ‘Ruja Ignativa’ mmenjadi buronan Federal Bureau of Investigation (FBI) Amerika serikat setelah diduga menipu investor dengan menjual kripto palsu bernama ‘OneCoin’ sebesar US$4 miliar  atau Rp59 triliun (Kurs Rp14.975 per dolar AS). 

FBI mengungkap Ruja Ignatova telah dikenal sebagai "Cryptoqueen" dan didakwa delapan tuduhan penipuan pada 2019.

Salah satunya penipuan sekuritas setelah menjalankan OneCoin Ltd yang berbasis di Bulgaria dengan skema piramida.

Jaksa Federal Damian Williams mengungkap OneCoin sebagai salah satu skema Ponzi terbesar dalam sejarah. Dikutip dari CNNIndonesia menurutnya, Ruja Ignatova menawarkan komisi bagi anggota yang berhasil membujuk orang lain untuk membeli Onecoin.

"Dia mengatur waktu skemanya dengan sempurna, memanfaatkan spekulasi hiruk pikuk hari-hari awal cryptocurrency," kata Damian dikutip daru CNN, Sabtu (2/7).

Ignatova mulai menghilang sejak akhir 2017 setelah menyadap apartemen pacarnya dan mengetahui bahwa ia bekerja sama dengan FBI terkait penyelidikan OneCoin. Ignatova pun terbang dari Bulgaria ke Yunani dan tidak terlihat lagi sejak itu.

Asisten Direktur FBI di New York Michel Driscoll mengaku nahwasanya telah menawarkan hadiah 100ribu US dolar untuk informasi yang mengarah pada penangkapann ignatova.

Meski demikian, Driscoll menolak membeberkan petunjuk apa pun tentang keberadaan Ignatova. FBI pun menambahkan Ignatova sebagai buronan dalam daftar orang yang paling dicari.

"Dia pergi dengan sejumlah besar uang tunai. Uang bisa membeli banyak teman, dan saya membayangkan dia mengambil keuntungan dari itu," kata Driscoll kepada wartawan.

Ignatova didakwa bersama Mark Scott, mantan pengacara perusahaan yang menurut jaksa mencuci uang sebesar US$400 juta untuk OneCoin.

Scott dinyatakan bersalah atas konspirasi untuk melakukan pencucian uang dan konspirasi untuk melakukan penipuan bank setelah persidangan tiga minggu di pengadilan federal Manhattan.