Menu

Ahli Ungkap Hal yang Dilihat Manusia Sebelum dan Setelah Meninggal Dunia

Zuratul 27 Jul 2022, 15:12
Ilustrasi/detik.com
Ilustrasi/detik.com

RIAU24.COM - Para peneliti secara tak sengaja merekam aktivitas otak seorang pasien epilepsi, sebelum ia meninggal dunia.

Mereka menemukan, otak yang mengajak pemiliknya kembali ke maa lalu lewat kilatan waktu.

Melansir dari CNN, rekaman itu diperoleh sebelum jantung pasien tersebut berhenti berdetak.

Dari rekaman itu telah diketahui, gelombang otak di pasein mirip dengan gelombang yang biasa dilihat ketika seseorang bermimpi.

Fenomena langka, dimana mengulangi memori masa lalu ketika seseorang sekarat telah dilaporkan beberapa kali.

Laporan tersebut datang dari mereka yang hampir meninggal dunia, atau yang biasa disebut mati suri.

Secara tak sengaja, rekaman ini menjadi bukti pertama bahwa pengulangan memori itu mungkin benar adanya.

Akan tetapi, asumsi ini mustahil untuk dilakukan lantaran fenomena ini hanya terekam sekali, dan tidak bisa ditarik kesimpulan penuh.

Aktivitas ini terjadi dikisaran tahun 2016, ketika mereka mempelajari aktivitas otak dari seorang pria Kanada, berusia 87 tahun penderita epilepsi.

Para peneliti ini menggunakan teknik electroencephaleogram (EEG), sebuah tes yang dapat mendeteksi aktivitas elektrik otak yang abnormal.

Melalui teknik ini, para peneliti ingin melihat appa yang terjadi selama studi tersebut. Tak diduga pasien tersebut mengalami serangan jantung dan meninggal dunia.

Namun, alhasil para ahli hanya dapat merekam aktivitas otaknya selama 900 detik.

Ternyata, dari total surasi tersebut peneliti menemukan ada perubahan tak biasa pada gelombang otak pasien, sekitar 30 detik sebelum dan sesudah ia meninggal.

“Kami mengukur 900 detik aktivitas otak diwaktu sekarat dan mengatur dokus spesifik untuk menginvestigasi apa yang terjadi 30 detik sebelum dan setelah jantung berhenti berdetak,” ujar Dr. Ajmal Zemmar.

“Hanya sebelum dan setelah jantung berhenti bekerja, kami melihat perubahan dalam gelombang oskilasi syaraf yang spesifik, yang disebut oksilasi gamma, melainkan juga dalam yang lainnya semisal delta, theta dan oksilasi beta,” lanjutnya.

Sekedar informasi, Oksilasi adalah pola aktivitas ritmik otak yang normal dan biasa terdapat pada otak manusia yang hidup.

Oksilasi berbeda dalam otak, termasuk gamma, terlibat dalam fungsi kognitif seperti konsentrasi, meditasi, pembangkitan memori, memproses informasi, dan persepsi kesadaran, seperti yang diasosiasikan dengan pengulangan memori.

 “Lewat oksilasi yang terlibat dalam pembangkitan memori, otak mmungkin memutar sebuah peristiwa penting dalam hidup, sebelum kita meninggal dunia, mirip dengan yang dilaporkan terjadi saat manusia sekarat,” ujar Zemmar berspekulasi.

“Penemuan ini menentang pemahaman kita tentang kapan pastinya hidup berakhir dan menghasilkan pertanyaan berikutnya yang penting, seperti apakah itu berkorelasi dengan waktu pendonoran organ,” ujarnya menambahkan.

Sebuah peneliti bernama Dr Zemmar berserta koleganya menerbitkan sebuah jurnal yang berjudul Enhanced Interplay of Neuronal Coherence and Coupling in the Dying Human Brain, diterbitkan pada Februari 2022 lalu.