Menu

Bukti Asap Rokok Berbahaya, Peneliti Temukan Nikotin dalam Darah Perokok Pasif

Devi 22 Sep 2023, 20:45
Bukti Asap Rokok Berbahaya, Peneliti Temukan Nikotin dalam Darah Perokok Pasif
Bukti Asap Rokok Berbahaya, Peneliti Temukan Nikotin dalam Darah Perokok Pasif

RIAU24.COM - Sebuah penelitian mengungkapkan perokok pasif memiliki nikotin di dalam darahnya. Studi ini diterbitkan dalam jurnal Nicotine & Tobacco Research.
Menurut American Cancer Society, perokok pasif adalah orang yang bukan perokok. Orang-orang tersebut menghirup nikotin dan bahan kimia beracun dengan cara yang sama seperti perokok.

Para peneliti dari Universitas Florida (UF) mengamati survei yang mewakili lebih dari 13.000 orang dewasa di Amerika secara nasional dari tahun 2013 hingga 2020. Data tersebut diambil dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.

Asisten profesor hasil kesehatan dan informatika biomedis di UF, Jennifer LeLaurin, mengatakan bisa jadi orang-orang tidak menyadari saat terpapar asap rokok. Meski sangat kecil, ternyata zat berbahaya dari rokok tetap masuk ke dalam tubuh.

Dikutip dari New York Post, peneliti UF melakukan tes kotinin untuk mengecek darah partisipan. Mereka menggunakan tes tersebut untuk mengetahui seberapa besar paparan tembakau dari asap yang masuk ke dalam darah.
 
Hasilnya, dari partisipan yang ada ditemukan adanya efek nikotin pada darah dari 51 persen peserta. Tetapi dari kelompok ini, 67,6 persen di antaranya menyatakan bahwa mereka belum pernah terpapar vape atau rokok.

Temuan tersebut membuktikan bahwa terdapat kesenjangan pengetahuan yang besar, dan tidak dilaporkan sebelumnya mengenai perokok pasif. Namun, semua demografi peserta tidak melaporkan paparan asap rokok mereka.

"Kami pikir laporan ini akan menginformasikan intervensi yang ditargetkan untuk kelompok berisiko," kata Ruixuan (Roxanne) Wang, kandidat doktor di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Profesi Kesehatan di UF.

Meski kandungan nikotin yang ditemukan tidak terlalu banyak, itu masih tetap bisa dideteksi. Namun, tidak ada jumlah nikotin di dalam darah yang dianggap aman.

"Tidak ada tingkat paparan asap rokok yang aman, dan paparan jangka panjang dapat meningkatkan risiko banyak kondisi kronis, seperti penyakit jantung koroner, penyakit pernapasan, dan kanker," kata Wang.

"Kami ingin masyarakat menyadari paparan mereka sehingga mereka dapat mengambil tindakan perlindungan," pungkasnya.