Studi: Badai Matahari Dapat Memicu Serangan Jantung pada Wanita
RIAU24.COM - NASA telah memperingatkan bahwa matahari sedang aktif dan dapat menghantam Bumi dengan badai matahari ekstrem dalam beberapa minggu mendatang.
Kita menyadari gangguan komunikasi yang dapat ditimbulkan oleh geobadai; namun, sebuah studi mengungkapkan bahwa geobadai dapat menimbulkan malapetaka bagi kesehatan manusia.
Para peneliti dari Institut Nasional untuk Penelitian Antariksa (INPE) di Brasil telah mencatat konsekuensi aneh dari badai matahari yang menghantam perisai tak terlihat di sekitar Bumi.
Mereka mengungkapkan bahwa perempuan berisiko tiga kali lebih tinggi terkena serangan jantung pada hari-hari ketika badai geomagnetik menghantam medan magnet planet.
Gelembung pelindung ini melindungi Bumi dari radiasi matahari yang berbahaya, dan lapisan yang melemah dapat berdampak buruk bagi manusia.
Ketika badai matahari menghantam perisai ini, jantung akan terdampak, karena ritme alami tubuh dan sistem stres terganggu, menurut studi baru tersebut.
Partikel matahari dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius
Para penulis studi menyatakan bahwa badai matahari mengubah sinyal frekuensi sangat rendah dalam medan magnet.
Hal ini dapat berdampak buruk pada gelombang otak dan menyebabkan ketidakseimbangan hormon seperti melatonin dan serotonin, yang penting untuk fungsi tubuh yang baik.
Semua hormon ini penting untuk mengatur tekanan darah, fungsi jantung, dan proses lainnya.
Tim ilmuwan menemukan bahwa perempuan di atas usia 31 tahun lebih rentan terhadap perubahan geomagnetik.
Mereka yang berusia antara 31 dan 60 tahun dapat mengalami serangan jantung tiga kali lebih sering pada hari-hari dengan gangguan magnetik.
Efek samping lainnya termasuk risiko kanker kulit akibat radiasi ultraviolet (UV) yang berlebihan.
Penderita asma juga cenderung mengalami masalah pernapasan selama badai matahari.
Matahari sering kali melepaskan suar raksasa dan lontaran massa korona (CME), yang mengandung partikel bermuatan.
CME bergerak ke berbagai arah di angkasa, bahkan menuju Bumi.
Ketika CME mengenai medan magnet, terbentuklah aurora yang indah, sekaligus menimbulkan dampak negatif, seperti gangguan pada komunikasi satelit.
Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Nature Communications Medicine.
(***)