Menu

Partai Demokrat Bergabung di Koalisi Jokowi? Ini Tanggapan Politikus PDIP

Satria Utama 4 May 2019, 11:00
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Presiden Joko Widodo
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Presiden Joko Widodo

RIAU24.COM -  JAKARTA - Rumor Partai Demokrat merapat ke koaliasi Jokowi-Ma’ruf Amin kian kuat pascapertemuan Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun partai koalisi Jokowi-Ma’ruf Amin nampaknya masih menimbang banyak hal untuk menerima Partai Demokrat bergabung.

Menurut politikus PDI Perjuangan Puan Maharani, kalau ada tambahan partai baru dalam koalisi harus dibicarakan kepada semua partai pendukung. “Kan kita lihat ini bukan hanya PDIP, tapi semua partai yang masuk di koalisi Pak Jokowi. Nanti kita harus sama-sama bicara,” kata Puan di Istana Komplek Istana Negara, kemarin.

Puan menilai pertemuan Jokowi-AHY jangan langsung diartikan sebagai pembahasan koalisi. Sebaliknya pertemuan keduanya patut disyukuri karena silaturahmi dapat terus terjalin. “Tapi kalau saya alhamdulilah silaturahmi itu tetap harus dilakukan,” tuturnya.

Putri Megawati Soekarnoputri ini menilai setelah dengan AHY, pertemuan dengan Prabowo Subianto pun terbuka.Untuk kemungkinan tersebut, dia menunggu tanggal 22 Mei 2019, yang mana penetapan hasil pemilu. “Ya kemungkinan. Kita tunggu sampai tanggal 22. Tapi kalau bisa lebih cepat dari itu ya akan baik menurut saya. Apalagi ini jelang bulan Ramadan,” paparnya.

Politikus PDI Perjuangan lainnya, Pramono Anung mengatakan, persoalan koalisi merupakan hak prerogatif Jokowi sebagai presiden. “Ya politik itu kan dinamis, selalu bergerak. Mungkin tidak hanya berhenti pada Mas AHY mungkin lain-lainnya,” ungkapnya.

Lebih lanjut dia mengatakan jika melihat peta politik saat ini, dukungan untuk pemerintahan mendatang sudah cukup kuat. Pasalnya dukungan koalisi Jokowi-Ma’ruf Amin sudah lebih dari 50%. “Sehingga bayangan terhadap sistem pemerintahan yang kuat sudah ada di depan mata. Karena presiden dan partai pendukung utamanya pada koalisi yang sama,” jelasnya seperti dilansir sindonews.***

 

R24/bara