Menu

Subhanallah, 5 Amalan Ini Senilai Ibadah Haji Mabrur

Riko 14 Jan 2020, 10:03
Ilustrasi/int
Ilustrasi/int

RIAU24.COM -  Sesungguhnya Allah Maha Penyayang terhadap hamba-hamba-Nya. Tak sedikit muslimin yang terkendala menunaikan ibadah haji, entah dari segi tenaga, usia ataupun harta.

Tapi jangan khawatir bagi yang belum mampu menunaikan ibadah haji, sebab ada beberapa amalan yang jika ditunaikan dengan ikhlas dapat senilai pahala ibadah haji. Bahkan di antara amalan tersebut, beberapa di antaranya nampak sangat ringan dilakukan. Berikut amalan-amalan berpahala ibadah haji mabrur yang dapat dilakukan mukminin ataupun mukminah.

1. Bermajelis di Masjid

Menuntut ilmu dengan menghadiri majelis di masjid nampak sangat mudah dilakukan. Namun ternyata pahalanya luar biasa hingga menyamai ibadah haji. Hal ini disebutkan dalam hadits Rasulullah yang berderajat hasan shahih.

Dari Abu Umamah, Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang berangkat ke masjid dan yang ia inginkan hanyalah untuk belajar kebaikan, atau mengajarkan kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala haji yang sempurna hajinya.” (HR. Thabrani dalam Al Mu’jam Al Kabir).

2. Berdzikir Usai Shalat

Rutin melantunkan tiga jenis dzikir, yakni tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), dan takbir (Allahu Akbar) setiap selesai shalat dapat memberikan pahala yang teramat sangat besar hingga setara ibadah haji. Dalilnya datang dari kisah yang disampaikan Abu Hurairah. Beliau radhiyallahu ‘anhu berkata, 
“Beberapa muslimin miskin datang menghadap Rasulullah. Mereka mengeluhkan (kondisi) orang kaya yang memiliki derajat lebih tinggi dan kenikmatan lebih kekal, ‘Mereka shalat sebagaimana kami shalat. Mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa. Namun mereka memiliki kelebihan harta sehingga dapat berhaji, berumrah, berjihad, dan bersedekah.’

Rasulullah kemudian bersabda, “Maukah kalian aku ajarkan suatu amalan yang dengannya kalian akan mengejar orang yang mendahului kalian dan dengannya kalian dapat menjadi yang terdepan dari orang yang setelah kalian? Tidak ada seorang pun yang lebih utama dari pada kalian, kecuali orang yang melakukan hal yang sama seperti yang kalian lakukan. (Yakni) kalian bertasbih, bertahmid, dan bertakbir di setiap akhir shalat sebanyak tiga puluh tiga kali.”

Abu Hurairah melanjutkan, “Lalu kami (para shahabat) berselisih, sebagian kami bertasbih 33 kali, bertahmid 33 kali, dan bertakbir 34 kali. Aku pun kembali kepada Nabi. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ucapkanlah subhanallah wal hamdulillah wallahu akbar, sampai tiga puluh tiga kali.” (HR. Al Bukhari).

3. Umrah di Bulan Ramadhan

Umrah di Bulan Ramadhan memang lah sangat spesial dan memberikan kesan yang istimewa. Ternyata pahalanya pun tak seperti umrah di bulan selain Ramadhan. Tak heran jika kemudian muslimin berbondong-bondong ke tanah haram saat bulan puasa tiba.

Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah bertanya pada seorang wanita, “Apa alasanmu sehingga tak ikut berhaji bersama kami?” Wanita itu menjawab, “Aku punya tugas memberi minum seekor unta yang biasa ditunggangi suami dan anakku. Unta itu ditinggalkan tanpa diberi minum, lantas kamilah yang bertugas membawakan air pada unta tersebut.”

Rasulullah lalu bersabda, “Jika Ramadhan tiba, berumrahlah saat itu karena umrah Ramadhan senilai dengan haji.” (HR. Al Bukhari dan Muslim). Bahkan dalam hadits lain disebutkan keutamaan agung beribadah umrah di bulan Ramadhan, yakni seperti berhaji bersama Rasulullah. Beliau bersabda, “Sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan seperti berhaji bersamaku.” (HR. Al Bukhari).

4. Berniat dan Bertekad Menunaikan Haji

Seorang yang berkeinginan dan berazzam kuat menunaikan ibadah haji, namun ternyata ia tak memiliki kemampuan ataupun memiliki uzur, maka ia akan mendapatkan pahala haji sempurna. Pahala tersebut tetap didapatkan seseorang yang berazzam meski ia belum menjalankannya.

Dari Anas bin Malik, dalam suatu peperangan Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya ada beberapa orang di Madinah yang ditinggalkan tidak ikut peperangan. Namun mereka bersama kita ketika melewati suatu lereng dan lembah. Padahal mereka terhalang uzur sakit ketika itu.” (HR. Al Bukhari). Lafadz lain, Rasulullah bersabda, “Mereka yang terhalang sakit akan dicatat ikut serta bersama kalian dalam pahala.”

Dalam hadits lain, Rasulullah juga bersabda, “Jika salah seorang ditimpa sakit atau sedang bersafar, maka ia dicatat mendapat pahala seperti ketika ia dalam keadaan mukim (tidak bersafar) atau ketika sehat.” (HR. Al Bukhari).

5. Birrul Walidain

Sebuah hadits jayyid (berderajat antara hasan dan shahih) datang dari Anas bin Malik. Beliau berkata, “Seseorang mendatangi Rasululah dan ia sangat ingin pergi berjihad namun tidak mampu. Rasulullah lalu bertanya padanya, “Apakah salah satu dari kedua orang tuanya masih hidup?” Ia menjawab, ibunya masih hidup.

Rasulullah pun bersabda kepadanya, “Bertakwalah pada Allah dengan berbuat baik pada ibumu. Jika engkau berbuat baik padanya, maka statusnya adalah seperti berhaji, berumrah dan berjihad.” (HR. Ath Thabrani dan Al Baihaqi).

Masya Allah, betapa banyak keringanan dalam syariat Islam dan betapa mudah meraih pahala di sisi-Nya. Bahkan tak hanya lima poin di atas, ada pula dua ibadah lain yang senilai ibadah haji namun hanya dapat dilakukan kaum Adam. Dua amalan tersebut yakni shalat berjama’ah lima waktu di masjid dan melakukan shalat isyraq (shalat dhuha di awal waktu). Shalat Isyraq dilakukan dengan cara berdiam diri di masjid sembari berdzikir seusai saat subuh berjama’ah. Lalu saat matahari telah terbit setinggi tombak, ia melakukan shalat dua rakaat.

 

Sumber: rumaysho.com