Menu

Imam Prancis Minta Maaf Terkait Kasus Guru Dipenggal karena Mempertontonkan kartun Nabi Muhammad

Riko 20 Oct 2020, 13:46
Hassen Chalghoumi (net)
Hassen Chalghoumi (net)

RIAU24.COM -  Seorang imam masjid di pinggiran Paris, Prancis, menyampaikan permohonan maaf saat memberikan penghormatan di depan kampus guru sejarah dan geografi yang dipenggal di Conflans-Sainte-Honorine. Korban dipenggal pria 18 tahun setelah mempertontonkan kartun Nabi Muhammad kepada para siswanya dalam diskusi kebebasan berekspresi di kelas.

“Kami mohon maaf,” kata Hassen Chalghoumi, imam masjid Drancy, seperti dikutip SINDOnews dari AFP, Selasa 20 Oktober 2020.

Dia menyerukan masjid-masjid di Prancis mendoakan guru bernama Samuel Paty tersebut. 

Hassen Chalghoumi memperingatkan bahaya ekstremis Islam dan meminta para orang tua untuk tidak menumbuhkan kebencian terhadap Prancis.

Dia meletakkan bunga di luar sekolah dengan ditemani oleh para pemimpin Muslim lainnya. Dia mengatakan kepada wartawan bahwa sudah waktunya bagi komunitas Muslim untuk bangun dari bahaya ekstremisme Islam.

Bagi Hassen Chalghoumi, guru yang dipenggal pria etnis Chechnya itu merupakan martir. 

"(Guru) ini adalah martir bagi kebebasan berekspresi, dan orang bijak yang telah mengajarkan toleransi, peradaban, dan rasa hormat kepada orang lain," kata Chalghoumi, yang menjabat sebagai presiden Konferensi Imam Prancis. Dia secara teratur menyerukan toleransi antaragama.

Dia mengatakan otoritas Muslim harus melihat pemenggalan sebagai seruan untuk bertindak. "Rektor masjid, imam, orang tua, kelompok masyarakat sipil, bangunlah, masa depan Anda dipertaruhkan," katanya.

Dia mengatakan ekstremis Islam di Prancis terorganisir dengan baik dan tahu bagaimana menggunakan sistem hukum dan seberapa jauh mereka bisa melangkah.

"Kita perlu mengakhiri wacana victim-isasi. Kita semua memiliki hak di Prancis, seperti orang lain. Orang tua harus memberi tahu anak-anak mereka tentang kebaikan yang ada di republik ini," katanya.