Menu

Kisah Kesulitan Sriwijaya Air, Cerai Dari Garuda Indonesia, Pandemi COVID-19, dan Jatuhnya SJ-182

Devi 12 Jan 2021, 17:29
Foto : VOI
Foto : VOI

Sebuah maskapai penerbangan asal Mesir, Flash Airline, tidak seberuntung MH yang pada tahun 2004 mengalami kecelakaan sehingga Boeing 737-300 miliknya jatuh di Laut Merah yang menewaskan 148 penumpang. Tidak lama kemudian, sekitar dua bulan kemudian, Flash Airlines dinyatakan bangkrut.

Di dalam negeri, Adam Air bangkrut setelah beberapa kali mengalami kecelakaan dan akhirnya dicabut oleh Kementerian Perhubungan pada Maret 2008. Menurut pengamat penerbangan sipil, Gatot Raharjo, nasib Sriwijaya Air pasca bencana ini belum bisa diprediksi dan masih terlalu dini untuk memproyeksikannya.

Sebagai perusahaan swasta, laporan keuangan Sriwijaya hanya bisa diakses oleh manajemen internal, auditor, dan Kementerian Perhubungan sehingga publik tidak bisa mengetahui laporan keuangan maskapai tersebut. Gatot mengatakan, saat bergabung dengan Garuda, Sriwijaya memiliki indikator kesehatan yang baik.

Namun secara umum iklim bisnis penerbangan di Indonesia, kata Gatot, sangat sulit sehingga Sriwijaya menghadapi berbagai kendala yang akan muncul. Apalagi ia harus mengembalikan citra yang hancur akibat bencana SJ182. Gatot berpesan agar pemerintah turun tangan jika maskapai itu akhirnya bangkrut karena runtuhnya Sriwijaya akan berdampak luas. Dunia penerbangan Indonesia akan menjelma menjadi pasar oligopoli yang dikuasai oleh Garuda dan Lion Group.

Halaman: 23Lihat Semua