Menu

Fakta Mengerikan dari 'Gerbang Neraka' di Turki

Devi 20 Jun 2023, 14:36
Fakta Mengerikan dari 'Gerbang Neraka' di Turki
Fakta Mengerikan dari 'Gerbang Neraka' di Turki

RIAU24.COM - Sejumlah fakta mengerikan diungkap para arkeolog yang meneliti tempat misterius di Turki yang dikenal sebagai Pluto's Gate atau Gerbang Pluto.

Salah satunya yaitu asap mematikan yang keluar dari tempat yang dijuluki 'gerbang neraka' tersebut.

Dilansir dari detikEdu, tempat ini dijuluki 'gerbang neraka' karena dianggap sebagai portal mematikan antara dua dunia. 

Gerbang Pluto mengeluarkan uap aneh dari tanah yang konon telah digunakan orang Yunani-Romawi kuno dalam ritual mereka kepada dewa di dunia bawah.

Tempat ini ditemukan di dekat sebuah kota bernama Pamukkale (dulunya kota Hierapolis) pada tahun 2013 setelah arkeolog Italia mengikuti rute mata air panas.

Dikutip dari IFL Science, Gerbang Pluto berasal dari istilah ploutonion yakni sebuah kuil religius yang didedikasikan untuk dewa Pluto (aslinya Hades, tetapi nama itu akhirnya identik dengan dunia bawah itu sendiri).

Dahulu, gerbang ini didirikan pada tahun 190 SM oleh Eumenes II, Raja Pergamin di kota kuno Hierapolis. Kota ini dikenal sebagai pusat penyembuhan karena adanya mata air panas.

Saat itu, para dokter percaya bahwa mata air ini memiliki manfaat menyembuhkan orang sakit dan meringankan keluhan kronis.

Kota itu akhirnya diberikan kepada Republik Romawi setelah kematian raja Pergamon Attalid terakhir pada tahun 133 SM.

Meskipun kota ini di kemudian hari berperan penting dalam penyebaran agama Kristen, tapi kuil Pluto tetap menjadi situs tempat orang-orang kuno dapat berkomunikasi dengan dewa chthonic, dewa dunia bawah.

Pura ini dibangun dengan gapura dan arena di sekitarnya yang menuju ke dalam gua itu sendiri. Pengunjung dilarang memasuki interior, tetapi mereka dapat duduk di kursi yang ditinggikan dan mengamati para pendeta bekerja.

Saat pagi hari, agen dewa ini akan memimpin banteng melalui arena menuju gerbang dan menyaksikan hewan itu berjuang dan mati dengan cepat sementara para pendeta tetap tidak terluka.

Para pengunjung bahkan bisa ikut serta dalam ritual grizzly ini sendiri. Mereka dapat membeli hewan kecil dan burung (hasilnya mendukung pemeliharaan kuil dengan cara yang sama seperti toko souvenir museum modern) yang kemudian akan mereka lepaskan ke arena.

Saat di dalam, hewan ini akan ditemukan mati lemas di dekat pintu masuknya.

Starbo, seorang ahli geografi, filsuf, dan pengelana di Yunani mengatakan bahwa ruangan di situs tersebut penuh oleh uap yang tebal sehingga susah untuk melihat dan hewan apapun yang masuk akan menemui kematiannya.

"Ruangan ini penuh uap sehingga orang hampir tidak dapat melihat tanah, hewan apapun yang masuk akan menemui kematiannya seketika," ujar Starbo.

Starbo melemparkan burung pipit dan seketika burung itu tewas dan jatuh. Hal ini disebabkan oleh asap yang keluar dari gua yang sangat kuat sehingga burung-burung jatuh dan mati jika terlalu dekat.

Asap mematikan ini adalah gas serta air panas yang keluar dari celah dalam gua. Para peneliti menemukan ada kandungan karbon dioksida vulkanik (CO2) dan konsentrasinya bervariasi berdasarkan seberapa dekat dengan pintu masuk.

Sedangkan, kadar CO2 di dalam arena hewan ini berkisar antara 4 dan 53 persen. Semakin dekat maka semakin kuat pula konsentrasinya.

Karena pada dasarnya, uap ini membentuk lautan asap beracun yang tak terlihat. Asapnya yang begitu kuat mampu membunuh manusia dalam satu menit.

Sementara itu, para pemimpin ritual bisa tidak tewas, karena mereka berdiri lebih tinggi dari hewan-hewan yang dikorbankan.

Ini berarti mulut dan hidung mereka tetap berada di atas asap mematikan yang menggenang di bawah. Namun demikian, paparan mereka terhadap CO2 di atmosfer sekitarnya akan membuat mereka engap dan berhalusinasi pada asap. ***