Menu

Mengapa Nama Negara Pecahan Uni Soviet Berakhiran Stan?  

Zuratul 2 Oct 2023, 16:11
Mengapa Nama Negara Pecahan Uni Soviet Berakhiran Stan? (X/Foto)
Mengapa Nama Negara Pecahan Uni Soviet Berakhiran Stan? (X/Foto)

RIAU24.COM -Negara pecahan dari Uni Soviet di Asia Tengah menggunakan nama negara yang berakhiran "stan". 

Beberapa negara itu di antaranya Tajikistan, Kirgistan, Kazakhstan, Uzbekistan, dan Turkmenistan. Mengapa mereka menggunakan sufiks "stan"?

Britannica melaporkan sufiks stan muncul dalam berbagai bahasa sebagai penanda tempat.

Dalam bahasa Persia dan Urdu, stan berarti "tempat seseorang berdiri" atau "tempat". 

Sementara itu, dalam bahasa Indo-Eropa, akar kata stan berarti "berdiri" dan "pemukiman", dan akar kata ini masih muncul dalam bahasa Rusia.

Konstruksi stan juga muncul dalam bahasa Persia yang berarti "tanah." Jadi, kata Tajikistan memiliki makna "tanah orang Tajik."

Tajik secara historis juga digunakan orang Turki merujuk ke kelompok "non-Turki" yang berbicara dalam bahasa yang berhubungan dengan Iran.

Situs AS yang merilis fakta unik di dunia ini, Mental Floss, juga menerangkan hal serupa.

Masyarakat Indo-Iran kuno keturunan Proto-Indo-Eropa menggunakan kata stan untuk mengartikan tempat.

Makna inilah yang digunakan untuk menamai negara-negara modern di kawasan Asia Selatan dan Asia Tengah.

Selain itu, negara-negara bekas Uni Soviet secara historis juga sebagian besar beretnis Turk dan menggunakan bahasa berasal dari keluarga Turk.

Misalnya, Kazakhstan yang berarti "Tanah Orang Kazakh". Kazakh berasal dari bahasa Turk yang berarti "mandiri."

Kirgizstan bermakna "Tanah Kirgizs." Etimologi Kirgizstan sejauh ini tak jelas, tetapi biasanya disebut berasal dari bahasa Turk yang berarti "empat puluh", yang mengacu pada empat puluh klan yang bersatu.

Turkmenistan artinya "Tanah Turkmeni". Sumber-sumber kuno menjelaskan Turkmenistan berarti "seperti orang Turk" atau "mirip dengan orang Turk."

Sementara itu, sumber yang lebih modern menafsirkan Turkmenistan sebagai "orang Turk murni" atau "sangat mirip bangsa Turk".

Persoalan penggunaan stan sempat menjadi sorotan usai Kirgizstan dan Kazakhstan ingin menghapus sufiks itu.

Pada 2014 lalu, partai politik di Kirgizstan Ar Namys mengusulkan penghapusan akhiran kata stan melalui referendum nasional.

"Akhir kata stan berasal dari bahasa Persia, dan kata Kirgizstan diciptakan di era Soviet," kata pemimpin Ar Namys, Feliks Kulov, dikutip Radio Free Europe.

Ia lalu mengusulkan agar referendum digelar pada 2015. 

Kulov juga menyarankan penambahan prefiks El untuk mengganti stand sehingga menjadi Republik El Kyrgys.

Kulov bukan satu-satunya pihak yang protes soal akhiran kata nama negara itu. 

Pada 2012, pemimpin partai Aalam, Arslanbek Maliev, mengungkapkan stan memiliki konotasi yang tak menguntungkan karena kerap diasosiasikan dengan Afghanistan dan Kurdistan.

Afghanistan dianggap menjadi negara yang rentan konflik dan lemah secara ekonomi, sementara Kurdistan disebut-sebut sebagai bangsa yang kurang beruntung karena tak punya negara.

Kirgizstan bukan satu-satunya negara yang ingin menghilangkan sufiks stan. 

Negara pecahan Uni Soviet lain, Kazakhstan, sempat menyatakan minat mereka untuk melepas stan.

Presiden kala itu, Nursultan Nazarbaev, mengusulkan penghapusan akhiran kata itu untuk membedakan Kazakhstan dengan negara miskin lain di kawasan tersebut.

Nazarbaev meminta pihak berwenang Kazakshtan mempertimbangkan nama menjadi El Kazakh atau Tanah Kazakh sebagai nama negara.

Namun, ide tersebut tak pernah terwujud hingga sekarang. Salah satu alasannya karena Kazakhstan perlu mengeluarkan banyak biaya untuk mengganti nama di dokumen resmi, uang kertas dan koin, hingga paspor sesuai nama baru.

(***)