Setiap hari, Idris membawa sekitar 35 kilogram keripik singkong putih dan balado varian yang jadi andalan sekaligus best seller-nya.

“Biasanya saya jual Rp35 ribu per kilo, tapi bebas kok, mau beli seberapa aja juga boleh,” kata Idris pada Rabu (4/6).

Dari hasil penjualan harian, Idris mengaku bisa meraup omzet sekitar Rp800 ribu hingga Rp900 ribu per hari.

Keripik Singkong ini sudah ada lima cabang dipekanbaru, dua di kawasan Sudirman, dua di Parit Indah, dan satu lagi di Arengka.

Keripik singkong tidak hanya menjadi camilan, tetapi juga simbol dari kekuatan usaha kecil yang digerakkan oleh kegigihan dan konsistensi.

Di tengah gempuran snack kekinian, keripik singkong tetap eksis dan bahkan makin diminati.