Menu

Sultan Muzzafarsyah Road Siak Sri Indrapura, Jalur Pedestrian Hijau Nan Pintar di Kota Pusaka

Lina 20 Dec 2019, 14:48
jalur pedestrian hijau Muzzafarsyah Road yang baru saja selesai direvitalisasi akhir tahun ini oleh Pemerintah Kabupaten Siak (foto/Lin)
jalur pedestrian hijau Muzzafarsyah Road yang baru saja selesai direvitalisasi akhir tahun ini oleh Pemerintah Kabupaten Siak (foto/Lin)

RIAU24.COM - SIAK- Diberbagai kota-kota maju dan modern dunia, keberadaan jalur pedestrian dijalanan perkotaan saat ini tidak hanya menjawab kebutuhan masyarakat urban untuk mengakomodir hak pejalan kaki semata. Fungsi jalur hijau perkotaan ini juga berkembang karena dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi, dilengkapi dengan sarana edukasi dan sosialisasi antar warga kota yang ikonik dan melambangkan identitas serta karakteristik kota.

Demikian juga halnya dengan jalur pedestrian hijau Muzzafarsyah Road yang baru saja selesai direvitalisasi akhir tahun ini oleh Pemerintah Kabupaten Siak melalui Dinas PU Tarukim. Infrastruktur kota teranyar Negeri Istana ini diharapkan dapat difungsikan sebagai sarana interaksi ruang ketiga masyarakat dan wisatawan di Siak Sri Indrapura, serta menjadi yang pedestrian ikonik pertama di Provinsi Riau.

zxc1

Hal tersebut terungkap saat Bupati Siak Alfedri meninjau perkembangan pembangunan jalur pedestrian hijau disepanjang Jalan Muzzafarsyah, yang disebut sekelas ruang publik hijau ramah pejalan kaki yang dimiliki kota-kota besar lainnya di Indonesia, seperti Kota Jakarta Bandung dan Surabaya.

Bupati Siak Alfedri menyebut pembangunan jalur pedestrian tersebut tidak terbatas pada revitalisasi fisik semata, melainkan juga menghadirkan sebuah konsep interaksi ruang ketiga, yang menjadi prioritas setelah tempat bekerja dan ruang keluarga di rumah.

zxc2


“Mudah-mudahan nanti Bulan Januari tahun depan sudah bisa diresmikan. Kedepan jalur pedestrian ini juga akan fungsikan sebagai ruang interaksi warga dan wisatawan. Misalnya setiap malam minggu kita selenggarakan kegiatan Car Free Night disini untuk mendukung pariwisata dan ekraf. Masyarakat boleh berolahraga seperti bermain tenis meja dan berjualbeli aneka street culinary, atau sekedar menikmati hiburan akustik,” kata Alfedri saat melakukan peninjauan.

Kepala Dinas PU Tarukim Kabupaten Siak Irving Kahar menyebut Jalur Pedestrian ini yang dibangun itu terinspirasi dari pedestrian modern seperti Orchadz Road Singapura, dan Braga Road Kota Bandung, dengan memadukan tiga ciri dan karakteristik kota Siak Sri Indrapura yang kini telah menyandang status sebagai Kabupaten Hijau (Green Distrct), Kota Pusaka (Heritage City) dan Kota Pintar (Smart City).

“Jalur pedestrian ini menghubungkan antara dua hutan kota Arwinas dan Balai Kayang II. Panjangnya lebih kurang 900 meter dengan lebar 3 meter dijalur kanan dan 1,5 meter di jalur kiri lengkap dengan jalur pemandu bagi penyandang disabilitas, serta dilengkapi 3 pedestrian plaza dengan lebar 5 meter,” kata Irving Kahar.

Untuk mempertegas karakter sebagai kawasan kabupaten hijau, jalur hijau tersebut juga diperindah oleh Dinas PU Tarukim telah menanam 200 batang pohon Tabebuya, sejenis pohon sakura tropis berwarna merah jambu. 

“Jumlahnya sekitar 200 batang yang kita datangkan dari Surabaya, persis seperti yang di pedestrian disana. Kalau nanti sudah mekar bunganya indahnya luar biasa. Disisi paling luar di kiri dan kanan juga ditanami sejenis bambu cyprus,” ungkapnya. 

Selain itu, nuansa pedestrian Kota Pusaka dan Kota Pintar juga terlihat dibeberapa bentuk sculpture yang dipasang dikawasan yang akan dikembangkan konsep cluster pertokoan modern tersebut, misalnya berbentuk miniatur pos jaga opas yang berada di Istana Asserayah Hasyimiyah, dan kayu bekas revitalisasi situs cagar budaya Tangsi Belanda yang bentuk dan dipajang sedemikian rupa agar terkesan instagramble.       

“Selain diperindah dengan cahaya dari 177 tiang lampu yang dipasang. Disisi kanan jalan selebar 8 meter tersebut dilengkapi 20 unit tempat duduk, sculpture dari kayu Tangsi Belanda dan sebuah miniatur pos opas di titik plaza kedua, persisnya di depan hutan lindung untuk spot foto para pengunjung,” jelas Irving.

Dibawah sculpture tersebut kata dia juga dipasangi QR Code, yang jika dipindai dengan gawai smarphone nantinya para pengunjung akan mendapatkan informasi seputar data destinasi Siak, kondisi georgrafis, hingga informasi singkat tentang ke-12 Sultan Siak terdahulu. Agar tidak monoton, informasi yang disajikan akan di update dengan informasi pembangunan Kabupaten Siak yang akan divariasikan secara berkala.

“Selain itu QR Code juga menceritakan kepada pengunjung seputar informasi profil jalan berdasarkan data teknis seperti panjang, lebar, pemakaian material,” pungkasnya. (R24/Lin)