Menu

Kesaksian Relawan RI di RS Indonesia Gaza: Pasien Membludak, Nakes Kerja 24 Jam

Devi 1 Nov 2023, 15:01
Kesaksian RI di RS Indonesia Gaza: Pasien Membludak, Nakes Kerja 24 Jam
Kesaksian RI di RS Indonesia Gaza: Pasien Membludak, Nakes Kerja 24 Jam

RIAU24.COM - Sebuah rumah sakit yang didanai Indonesia di Gaza sedang berjuang untuk merawat banyak pasien yang terluka akibat pemboman Israel. Rumah sakit juga kekurangan stok obat-obatan dan pemadaman listrik yang memaksa para dokter untuk beroperasi dalam gelap.

Fikri Rofiul Haq, seorang relawan Komite Penyelamatan Darurat Medis (MER-C) yang berbasis di Indonesia, yang mengorganisir sumbangan untuk membangun rumah sakit pada tahun 2011, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Rumah Sakit di Indonesia telah dibanjiri pasien setelah berminggu-minggu pemboman tanpa henti oleh pasukan Israel.

"Di RS Indonesia saja, tercatat 870 orang meninggal dunia dan 2.530 orang dirawat karena luka-luka. Sekitar 164 pasien masih dirawat di rumah sakit," kata Fikri kepada Al Jazeera.

"Sekitar separuh penduduk Gaza telah mengungsi ke tempat-tempat yang dianggap lebih aman daripada rumah mereka, seperti sekolah dan rumah sakit, termasuk Rumah Sakit Indonesia. Lebih dari 1.500 warga mengungsi ke RS Indonesia dan berkemah di ruangan kosong dan halaman rumah sakit," sambungnya.

Pekan lalu, rumah sakit tersebut kehilangan aliran listrik karena pemadaman listrik akibat kekurangan bahan bakar karena blokade Israel terhadap wilayah kantong tersebut menghalangi masuknya pasokan penting.

"Kami berusaha mencari bahan bakar untuk menghidupkan Rumah Sakit Indonesia setelah pemadaman listrik yang berlangsung selama lebih dari satu jam. Dokter tidak punya pilihan selain melakukan operasi dan merawat pasien tanpa penerangan apa pun," kata Fikri.

"Rumah Sakit Indonesia sangat membutuhkan bantuan medis dan tenaga rumah sakit kelelahan karena dipaksa bekerja 24 jam sehari."

Fikri mengatakan bahwa mengirimkan bantuan ke rumah sakit merupakan sebuah tantangan, namun MER-C telah mengumpulkan sumbangan dari masyarakat Indonesia dan organisasi bantuan lainnya di Gaza dan para sukarelawan dapat mengirimkan sejumlah pasokan ke rumah sakit pada tanggal 19 Oktober dan 24 Oktober.

Rumah Sakit Indonesia terletak di Beit Lahia, sebuah kota berpenduduk sekitar 90.000 orang di Gaza utara, dan berdiri di atas tanah seluas 16.000 meter persegi yang disumbangkan oleh pemerintah Gaza pada tahun 2011.

MER-C - yang menggambarkan misinya untuk membantu "masyarakat yang paling rentan" tanpa memandang latar belakang, agama, kebangsaan, etnis, kelas, atau status kriminal - didirikan oleh sekelompok mahasiswa Universitas Indonesia yang melakukan prosedur medis di Maluku pada tahun Indonesia bagian timur pada tahun 1999, saat terjadi konflik sektarian antara komunitas Kristen dan Muslim.

Sejak pekan lalu, tim MER-C di Gaza telah mendistribusikan bantuan yang diberikan oleh WNI dengan mencari perbekalan di Jalur Gaza, antara lain obat-obatan, pakaian paramedis, makanan siap saji, perlengkapan musim dingin, dan bahan bakar genset di Indonesia. RSUD

Fikri mengatakan dia mendapat kabar bahwa truk yang membawa bantuan sedang dalam perjalanan dari Mesir, namun terhambat oleh antrian untuk memasuki Gaza.

"Kami berharap gencatan senjata segera. Musim dingin akan segera tiba dan jika perang ini terus berlanjut, para pengungsi di Jalur Gaza akan berada dalam posisi yang sangat berbahaya karena mereka tidak memiliki cukup kasur, selimut, dan jaket," tandasnya. ***