Menu

Entahlah

Alwira 23 May 2020, 21:24
Ilustrasi (int)
Ilustrasi (int)

RIAU24.COM -  Tahun ini merupakan sejarah sulit disertai sejarah konyol Republik ini. Entah ujian, entah kajian, entah itu wabah dan entah itu wadah.

Tahu tidak? Setelah Pandemi Virus Corona membantai Masyarakat Indonesia, pemerintahan periode kedua Presiden Jokowi dan bawahannya betul-betul kelabakan dalam menerapkan aturan serta kebijakan guna menangkal penyebaran Covid-19.

Tahulah, negara +62, bangsa yang mempunyai ragam sosial dan budaya, berbagai suku bangsa, negara yang masyarakatnya menanamkan watak keras, susah diatur. Tetapi itu bukanlah menjadi persoalan. Seharusnya Pemerintah harus sedikit mendengar apa yang diinginkan masyarakat.

Coba kita sedikit menganalisa, pada penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ! Tahu atau tidak, entah iya entah tidak? maksimalkah penerapannya?. Bahkan sampai detik ini usahkan penurunan kasus Corona melainkan bertambah derasnya orang yang terpapar virus yang paling bahaya di era moderen ini.

Membahas pada uang negara yang dianggarkan untuk PSBB, betul atau tidak? Anggarannya sangat luar biasa besarnya. Beratus-ratus triliun sudah dianggarkan oleh Pemerintah Indonesia, tapi faktanya rakyat yang terkena dampak menjerit, perekonomian down.

Aturan-aturan dalam PSBB inilah yang menyulitkan serta kurang aktivitas masyarakat pada waktu-waktu yang ditetapkan menyebabkan rakyat yang berekonomi lemah jadi terhenyak.

Katanya, akan ada santunan berupa program-program sosial handal, yang akan menjamin pada masa PSBB seperti BLT, Pra Kerja, PKH, dan lain-lain.

Entahlah, itu cuma katanya! Faktanya yang disuguhkan tidak tepat sasaran. Yang kaya makin kaya, yang susah makin melarat.

Melihat isu beredar di media sosial, bermacam-bermacam pengaduan yang kita dengar. Konyol kalau kita melihat.

Sebagian rakyat ada yang coba bersabar dan menganggap ini adalah ujian dari Tuhan, tapi ada sebagian mengatakan sampai kapan? setahun saja kalau seperti ini masyarakat akan terbaring kelaparan.

Memang benar, semua terpental akibat pandemi Covid-19 ini, dimulai dari industri besar, UMKM, pedagang runcit, petani, dan swasta. Tapi apakah Pemerintah tidak punya proteksi ? Jangan jadikan wabah ini sebagai wadah. Cukuplah, resapi penderitaan rakyat negeri ini.

Sedikit menggelikan, donasi terbuka yang secara resmi telah dijalankan. Sumbangan dari swasta pun telah mengalir, sedikit contoh Tik Tok Rp 100 milliar, bos Wardah Rp 40 Milliar, BUMN puluhan milliar, Tanoto Foundation 100 Ribu APD, dan lain-lain. Inilah yang membuat otak kita menggelitik, transparankah penyalurannya ?
Hari ini, 1000 orang lebih telah dikonfirmasi tepapar Covid-19, itu dalam satu hari loh. Jadi apa gunanya PSBB ?

Mari sama-sama kita menilai, ada keanehankah dalam wabah ini? Wabah atau wadah? sekarang yang menjadi masalah pelik adalah soal penyaluran sembako, dikabarkan pemerintah desapun telah menganggarkan bantuan untuk masyarakat perdesaan, itu dipangkas langsung dari Dana Desa (DD) yang telah menjadi regulasi Permendes.

Jadi, bagaimana dengan bantuan skala nasional, apakah ada jalurnya kemana aliran dana diserahkan. Belum lagi dari Kementrian Sosial, Kementrian Tenaga Kerja, seharusnya ini hanya satu pintu. Agar tidak menjadi persoalan ditengah masyarakat.

Rakyat sedikit menggerutu, pikuknya lagi aparat RW dan RT pun kini menjadi sasaran masyarakat dalam penyaluran sembako (Sembilan Bahan Pokok). Secuil fakta, soal ditanya mana penyaluran sembako dari pemerintah , kata Camat tanya ke Lurah/Kades, kata Lurah/Kades tanya ke Camat, kata RT tanya ke RW, kata RW tanya ke Camat. Mereka saling lempar-melempar. Seolah mereka tidak tahu. Bingungkan ?

Kebijakan tidak singkron inilah yang menyebabkan amburadulnya penerapan PSBB. Bahkan setingkat menteri pun berbeda argumen dalam memberi pernyataan.

Setelah melewati 29 hari bulan Ramadhan, ini menyinggung persoalan mudik lebaran, kata Jokowi mudik dilarang, pulang kampung dibolehkan, sehingga pernyataan ini menjadi guyonan ditengah masyarakat, bahkan di Sosial Media #indonesiaterserah menjadi trending pada minggu terakhir dibulan Ramadhan.

Entahlah, tidak tahulah apa jadinya Indonesia ini setelah pademi virus Corona ini berakhir, apa penangkal pemerintah dalam membangkitkan ekonomi nasional, kita hanya bisa pasrah sedikit celoteh di media sosial.

Kita mempunyai harapan Indonesia bisa berhasil memutus mata rantai Covid-19 tanpa menyibukkan soal anggaran. Indonesia ini hanya untuk rakyat, jadi tak perlu tanggung-tanggung untuk berbuat, suksesnya penerapan PSBB jika terjaminnya kebutuhan masyarakat.

Entahlah, tulisan ini entah didengar mereka entah tidak, setidaknya inilah fakta pandemi Covid-19 ditengah-tengah masyarakat.

Entahlah pak Jokowi, kami bingung.


Oleh: Rezky FM; Forum Rakyat Jelata