Asal Usul Istilah 1 Suro dan Tradisi Sakral di Masyarakat Jawa
Menarik diri dari hiruk-pikuk dunia, membersihkan pusaka, berjalan dalam sunyi, menyantap bubur sederhana, dan memohon keselamatan.
2. Tradisi di Keraton Yogyakarta
Di Keraton Yogyakarta, 1 Suro dimulai dengan ritual Jamasan Pusaka di mana tosan aji, kereta, gamelan, dan semua benda sakral dicuci. Ritual ini dimaknai sebagai penghormatan kepada leluhur dan pengingat akan tanggung jawab dalam menjaga warisan.
Malam harinya, ribuan orang berkumpul dalam diam untuk mengikuti Mubeng Beteng. Tradisi Mubeng Benteng adalah proses berjalan mengelilingi benteng keraton tanpa alas kaki dan tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Sehingga hanya langkah kaki yang terdengar dalam kesunyiam malam.
Tadisi serupa di lakukan di Pura Pakualaman, yang dinamakan sebagai tradisi Lampah Ratri. Masyarakat mengitari wilayah kadipaten dalam gelap dengan menyatukan niat.
Prosesi ini dilakukan untuk memohon restu dan kekuatan kepada Tuhan dalam mengadapi tahun baru. Di akhir malam yang panjang, masyarakat akan memakan semangkuk bubur suran.